Modal usaha dari bank, saya kok hanya bisa menemukannya di Indonesia ya? Di buku2 text book akuntansi dan bisnis, selalu menyebutkan modal dari saham atau partnership. Sbg bukti, coba cari bgmn jurnalnya modal dari bank?

Nah, saya melihat ada bbrp kekurangan kalau pebisnis mengambil modal dari bank. Khususnya pada pebisnis pemula. Ada bbrp proses pematangan yg dilewati ketika kita mencari modal dengan hutang bank. Pertama, kita akan melewati proses presentasi ide bisnis kita. Mencari modal usaha, seharusnya adalah menjual ide. Jeff Bezos (pendiri amazon) menghabiskan waktu dua tahun utk presentasi ide bisnis Amazon ke sana ke mari. Setelah mendapat modal pun, Amazon baru profit di tahun ke lima. Bgmn kita bisa meyakinkan investor bahwa usaha kita akan profit di tahun ke lima, kalau kita tidak melakukan presentasi bisnis? Hal ini berbeda dgn proses validasi kredit di Bank, yg dilihat adalah kemampuan keuangan nya utk membayar bunga dan cicilan, sementara konsep model bisnis menjadi pertimbangan nomor sekian. Padahal, inti sesungguhnya dari bisnis kita adalah model bisnis yg kita kembangkan. Di sinilah kita di-challenge menemukan investor yg mau menerima ide kita tsb. Sayangnya memang di Indonesia, kesempatan bertemu investor spt ini, dirasa masih kurang sesemarak di luar, khususnya di Amerika.

Kedua, pengalaman menyusun draft perjanjian kerja sama investasi. Ketika kita berhutang ke bank, seluruh formulir sudah disiapkan oleh bank, tinggal ditandatangani. Sementara ketika mendapatkan investor, kita harus menyusun sendiri perjanjian investasi pasal per pasal. Hal ini membantu kita makin matang di dunia bisnis.

Ketiga, proses mencari investor membutuhkan networking yg luas. Ketika kita dalam proses mencari, kita akan bertemu banyak orang yang memiliki kompetensi dan kapabilitas yg beragam. Hal ini menambah luas jaringan dan kesempatan kita utk berkembang. Berbeda dgn bank, biasanya kita hanya akan bertemu pegawai, Credit Manager, atau pimpinan cabang bank.

Keempat, pertimbangan memilih investor berbeda dgn memilih pinjaman. Ada unsur kecocokan, kesamaan visi, dst. Hal ini akan membuat kita nyaman dalam melangkah ke depan. Plus mendekatkan diri pada Ilahi karena berdoa utk mendapat investor terbaik.

Kelima, pembelajaran proses negosiasi dan interaksi. Komunikasi pebisnis dgn investor, berbeda dgn komunikasi ke bank. Investor berkepentingan utk memajukan bisnis kita, sedangkan bank hanya sekedar berpikir bgmn uangnya bisa kembali. Jenis investor yg mau turun tangan membenahi bisnis kita, biasanya disebut Angel Investor.

Hal yg menarik bisa ditemui ketika kita menggoogling “looking for investor”. Hampir di setiap hasil pencarian, tidak menyebutkan opsi berhutang ke bank.

Jadi, kita perlu mendudukkan hal ini pada tempatnya. Menurut ilmu bisnis dan praktik ala Barat sendiri, mencari modal bukan ke bank.

Mudah mudahan tulisan ini bermanfaat.

Tangsel, 31 Agustus 2016 Beta Uliansyah, M.Acc